20.4.10

LUAHAN HATI SEORANG KAWAN




Bukannya senang nak cari kawan yang baik

Bukan senang juga nak menjadi kawan yang baik

Kawan yang baik tak pernah mengumpat di belakang kawan baiknya

Kawan yang baik tak pernah cemburu dengan kejayaan kawan baiknya

Sebaliknya kawan baiklah yang paling banyak membantu kawan baiknya untuk mencapai kejayaan

Kawan yang baik tak pernah mempengaruhi kawan baiknya untuk membuat perkara buruk dan sia-sia

Kawan yang baik adalah orang yang selalu menasihati kawan baiknya untuk berbuat kebaikan

Kawan yang baik adalah orang yang pertama dicari bila tiba masa sedih atau gembira

Kawan baik menjadi tempat kita meluahkan perasaan yang tidak dapat di luahkan kepada kawan biasa

Kawan yang baik tak pernah memaksa kawan baiknya untuk sentiasa berada di sisinya

Kawan yang baik tak pernah melarang kawan baiknya untuk berkawan dengan kawan yang baik

Kawan yang baik tak pernah cemburu jika kawan baiknya mempunyai ramai kawan baik, kerana kawan yang baik tahu apa paling baik untuk kawan baiknya

Kawan yang baik akan sentiasa mendoakan kesejahteraan dan kebahagiaan kawan baiknya di dunia dan akhirat di dalam doanya

Kita adalah kawan yang baik jika kita faham bahawa kawan baik kita bukanlah seorang yang sempurna

Kita adalah kawan yang baik jika kita menjadi kawan yang baik kepada kawan baik kita

Kita bukanlah kawan yang baik jika kita tidak menghargai kawan baik kita kerana kawan yang baik sentiasa menghargai kawan baiknya

Kita bukanlah kawan yang baik jika kita tidak memberitahu perkara yang baik kepada kawan baik kita, kerana kawan yang baik akan selalu menyampaikan perkara yang baik kepada kawan baiknya

Dan kalau kita nak dapat kawan yang baik, kita mestilah lebih dahulu menjadi kawan yang baik..kepada kawan baik kita……




14.4.10

Satu Cerita

Seorang guru wanita sedang bersemangat mengajarkan sesuatu kepada murid-muridnya. Ia duduk menghadap murid-muridnya. Di tangan kirinya ada kapur, di tangan kanannya ada pemadam. Guru itu berkata, "Saya ada satu permainan... Caranya begini, ditangan kiri saya ada kapur, di tangan kanan ada pemadam. Jika saya angkat kapur ini, maka berserulah "Kapur!",
jika saya angkat pemadam ini, maka katalah "Pemadam!"

Murid muridnya pun mengerti dan mengikuti. Guru berganti-gantian mengangkat antara kanan dan kiri tangannya, semakin lama semakin cepat. Beberapa saat kemudian guru kembali berkata, "Baik sekarang perhatikan. Jika saya angkat kapur, maka sebutlah "Pemadam!", jika saya angkat pemadam, maka katakanlah "Kapur!". Dan diulangkan seperti tadi, tentu
saja murid-murid tadi keliru dan kekok, dan sangat sukar untuk mengubahnya. Namun lambat laun, mereka sudah biasa dan tidak lagi kekok. Selang beberapa saat, permainan berhenti.

Sang guru tersenyum kepada murid-muridnya. "Murid-murid, begitulah kita umat Islam. Mulanya yang haq itu haq, yang bathil itu bathil. Kita begitu jelas membezakannya. Namun kemudian, musuh musuh kita memaksakan kepada kita dengan perbagai cara, untuk menukarkan sesuatu, dari yang haq menjadi bathil, dan sebaliknya. Pertama-tama mungkin akan sukar bagi kita menerima hal tersebut, tapi kerana terus disosialisasikan dengan
cara-cara menarik oleh mereka, akhirnya lambat laun kamu akan terbiasa dengan hal itu. Dan anda mulai dapat mengikutinya. Musuh-musuh kamu tidak pernah berhenti membalik dan menukar nilai dan ketika.

"Keluar berduaan, berkasih-kasihan tidak lagi sesuatu yang pelik, Zina tidak lagi jadi persoalan, pakaian seksi menjadi hal yang lumrah, tanpa rasa malu, sex sebelum nikah menjadi suatu kebiasaan dan trend, hiburan yang asyik dan panjang sehingga melupakan yang wajib adalah biasa, materialistik kini menjadi suatu gaya hidup dan lain lain." "Semuanya sudah terbalik. Dan tanpa disedari, anda sedikit demi sedikit menerimanya tanpa rasa ia satu kesalahan dan kemaksiatan. Paham?" tanya Guru kepada murid-muridnya. "Paham cikgu..."

"Baik permainan kedua..." begitu Guru melanjutkan.

"Cikgu ada Qur'an,cikgu akan letakkannya di tengah karpet. Sekarang anda berdiri diluar karpet. Permainannya adalah, bagaimana caranya mengambil Qur'an yang ada ditengah tanpa memijak karpet?"

Murid-muridnya berpikir . Ada yang mencuba alternatif dengan tongkat,dan lain-lain.

Akhirnya Guru memberikan jalan keluar, digulungnya karpet, dan ia ambil
Qur'an. Ia memenuhi syarat, tidak memijak karpet."Murid-murid, begitulah ummat Islam dan musuh-musuhnya...Musuh-musuh Islam tidak akan memijak-mijak anda dengan terang-terang...Kerana tentu anda akan menolaknya mentah mentah. Orang biasapun tak akan rela kalau Islam dihina dihadapan mereka. Tapi mereka akan menggulung anda perlahan-lahan dari pinggir, sehingga anda tidak sadar.

"Jika seseorang ingin membuat rumah yang kuat, maka dibina tapak yang kuat. Begitulah Islam, jika ingin kuat, maka bangunlah aqidah yang kuat. Sebaliknya, jika ingin membongkar rumah, tentu susah kalau dimulai dgn tapaknya dulu, tentu saja hiasan-hiasan dinding akan dikeluarkan dulu, kerusi dipindahkan dulu, Almari dibuang dulu satu persatu, baru rumah
dihancurkan..."

"Begitulah musuh-musuh Islam menghancurkan kita. Ia tidak akan menghentam terang-terangan, tapi ia akan perlahan-lahan meletihkan anda. Mulai dari perangai anda, cara hidup, pakaian dan lain-lain, sehingga meskipun anda muslim, tapi anda telah meninggalkan ajaran Islam dan mengikuti cara yang mereka... Dan itulah yang mereka inginkan." "Ini
semua adalah fenomena Ghazwul Fikri (Perang Pemikiran). Dan inilah yang
dijalankan oleh musuh musuh kita... "

"Kenapa mereka tidak berani terang-terang memijak-mijak cikgu?" tanya murid- murid.

"Sesungguhnya dahulu mereka terang-terang menyerang, misalnya Perang Salib, Perang Tartar, dan lain-lain. Tapi sekarang tidak lagi." "Begitulah Islam... Kalau diserang perlahan-lahan, mereka tidak akan sedar, akhirnya hancur. Tapi kalau diserang serentak terang-terangan, mereka akan bangkit serentak, baru mereka akan sadar".

"Kalau begitu, kita selesaikan pelajaran kita kali ini, dan mari kita berdoa dahulu sebelum pulang..." Matahari bersinar terik takala anak-anak itu keluar meninggalkan tempat belajar mereka dengan pikiran masing-masing di kepalanya...

Tokoh Sejarah Islam

Zaman Nabi Muhammad S.A.W
- Abu Ubaidah al Jarrah
- Bilal bin Rabah
- Saad bin Abi Waqas
- Amru al Ash

Zaman Khulafa Al Rasyidin
- Abu Bakar
- Umar Al Khatab
- Uthman Affan
- Ali bin Abi Talib

Zaman Bani Umaiyyah
- Muawiyah Abu Sufian
- Tariq bin Ziyad
- Kalifah Umar bin Abdul Aziz
- Saidina Husin bin Ali

Zaman Bani Abbasiyah
- Imam Syafie
- Imam Hanbali
- Imam Maliki
- Imam Hanafi
- Hulagu Khan
- Khalifah Harun al Rasyid
- Sultan Salahudin al Ayubi

Zaman Uthmaniyah
- Sultan Muhammad al Fateh

13.4.10

Terima Kasih Ya Allah


وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإِنْسَ إِلاَّ لِيَعْبُدُوْنِ Surah Az-Zariyat ayat 56 " Aku (Allah s.w.t.) tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepadaKu"

Terasa begitu kerdil diri ini. Tatkala usia menginjak dewasa, diri ini masih lagi lalai dan leka. Kesibukan dan tanggunajawab yang sentiasa datang dan pergi , menjadikan diri lupa siapa dan apa tujuan hidup di dunia ini...hambu Mu memohon ampun Ya Allah..Terima kasih kerana sehingga hari ini, Kau masih memberi ku peluang untuk bernafas dan menikmati keindahan alam ciptaan-Mu..

Terima Kasih Tuhan

Album : Terimakasih Tuhan
Munsyid : Mawaddah
http://liriknasyid.com


Terimakasih wahai Tuhanku
Yang sentiasa melimpahkan Rohmat-Nya
Membenarkan aku menghadap-Mu Tuhan
Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang

Untuk bercakap dengan-Mu Tuhan
Mengizinkan kuminta pada-Mu
Memuja - memuji sepenuh hatiku
Memohon munajat pada-Mu Ya Rabbi

Terimakasih wahai Tuhanku
Yang sentiasa melimpahkan Rohmat-Nya
Membenarkan aku menghadap-Mu Tuhan
Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang

Untuk bercakap dengan-Mu Tuhan
Mengizinkan kuminta pada-Mu
Memuja - memuji sepenuh hatiku
Memohon munajat pada-Mu Ya Rabbi

Tapi aku khwatir ketika menhadap-Mu
Tidak pula pandai beradab dengan-Mu
Aku mula bimbang kalau aku derhaka
Dalam ketaatan bukan Rohmat dari-MU yang kudapat
Tapi ku kan dapat kemarahan-Mu
Ya Rabbal Alamin
Maafkanlah Aku
Ya Rabbal Alamin
Maafkanlah Aku